Selasa, 25 September 2012

Metodology for Participatory Assesment



MPA PHAST
Methodology for participatory Assesment (MPA) and Participatory Hygiene and Sanitation
Transformation (PHAST)

Suprio Heryanto, SKM.M.Kes.

Disampaikan pada Pelatihan MPA-PHAST di DKK Wonogiri
November tahun 2008

 


Methodology for Participatory Assessment (MPA) adalah suatu metodologi yang memungkinkan petugas kesehatan untuk menilai, bersama-sama dengan perempuan dan laki-laki di masyarakat, kesinambungan dan pemanfaatan sarana air bersih dan sarana sanitasi masyarakat dan prosesnya dimana mereka membangun proses-proses.
Faktor dan tools dalam MPA telah diuji secara global bersama-sama dengan 88 komunitas dan manajemen dan staf proyek dari 15 proyek. Studi ini, dilaksanakan pada tahun 1998/99 oleh WSP dan IRC serta berbagai rekan kerjanya, menunjukkan bahwa indikator MPA, yang dipakai bersama, secara nyata menjelaskan pada seberapa luas, faktor apa yang memainkan peran dalam membuat suatu pelayanan air bersih masyarakat lebih baik atau kurang baik, berkesinambungan dan dimanfaatkan secara efektif. Tools dan skala MPA dapat digunakan untuk menilai dan memonitor aspek khusus dari suatu pelayanan air bersih masyarakat menurut kebutuhan masyarakat dan/atau proyek dan program. Bagaimanapun, monitoring dan evaluasi kesinambungan dan pembuatan prediksi sebagaimana kemungkinan di masa datang yang dapat menyinambungkan suatu sistem, membutuhkan implementasi dari semua bagian secara penuh. Untuk itu kta mungkin perlu menggunakan satu bagian dari metode dan tools partisipatori, yang mana membutuhkan waktu kira-kira satu minggu untuk tiap komunitas, dan yang akan membantu kita untuk membangun suatu keseluruhan data dasar dari program kita.
Setiap metode atau tool memberikan pandangan kepada suatu aspek khusus atau aspek-aspek pelayanan dan proses pembangunannya: kesinambungan, pemanfaatan, partisipasi, kesetaraan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, pengelolaan masyarakat dan peningkatan kapasitas untuk menyinambungkan sarana serta meningkatkan kondisi dan perilaku sehat.
Perempuan dan laki-laki setempat menggunakan hasil dari tiap tool untuk melihat dimana posisi komunitas mereka pada suatu deretan skala deskriptif. Pada skala tersebut, karakteristik yang beragam dari pelayanan dan proses partisipasi dapat diskor. Dalam tiap skala, batas perbedaan deskripsi dari ketiadaan suatu karakteristik tertentu, ke tingkat rendah atau sedang, menjadi tingkat yang lebih tinggi dari adanya atau pelaksanaan karakteristik tertentu tersebut. Dengan menggunakan tools, mendiskusikan hasil, pengisian skor dan kemudian memperlihatkan dan mendiskusikan seluruh bagian pada suatu pertemuan review akhir dengan masyarakat, setelah hasil dimasukkan ke dalam suatu program database, anggota masyarakat dan staf dan manajemen proyek mengambil suatu pandangan umum dari kesimpulan dan suatu pengertian yang lebih baik, dari keadaan keseluruhan serta kekuatan dan kelemahan dari pelayanan air bersih dan proses partisipasinya.

MPA juga mencakup satu set tools penilaian untuk kelembagaan dan kebijakan yang mendukung untuk kesinambungan melalui pendekatan yang lebih sensitif terhadap gender dan kemiskinan dan tanggap terhadap kebutuhan.  


Apa itu MPA?

·         Suatu metodologi untuk membantu masyarakat, lembaga sektoral dan pembuat kebijakan mencapai pelayanan yang lebih sinambung dan setara
·         Satu set indikator khusus dari sektor untuk kesinambungan, kebutuhan, dan sensitivitas terhadap gender dan kemiskinan
·         Suatu susunan tools partisipatori untuk menilai indikator-indikator
·         Suatu sistem skoring untuk menkuantifikasikan data dari penilaian partisipatori
·         Suatu kerangka lintas sektoral untuk menganalisis kesinambungan dan menghubungkannya dengan kebutuhan, gender dan kemiskinan

      
MPA menggunakan pendekatan-pendekatan partisipatori misalnya PRA dan SARAR sebagai perangkat peralatan dan metode yang selama bertahun-tahun telah terbukti efektif untuk mebuat masyarakat berpartisipasi. MPA menambahkan ciri-ciri berikut:

1. MPA merupakan metode yang baik ditujukan kepada dinas pelaksana maupun kepada masyarakat untuk mencapai sarana yang dikelola secara berkesinambungan dan digunakan secara efektif. Dirancang sedemikian rupa untuk melibatkan semua stakeholder utama yang menganalisis keberadaan masyarakat yang memiliki 4 komponen penting: lelaki miskin, perempuan miskin, lelaki kaya, perempuan kaya.
Dengan demikian MPA mengoperasionalkan kerangka analisis gender dan kemiskinan untuk menaksir kesinambungan sarana ABPL.

2. MPA menggunakan satu set indikator yang “sector specific” untuk mengukur kesinambungan, kebutuhan gender dan kepekaaan akan kemiskinan. Masing-masing diukur dengan menggunakan urutan partisipatori pada masyarakat, dinas pelaksana dan pembuat kebijakan. Hasil dari penilaian pada tingkat masyarakat dibawa oleh wakil-wakil masyarakat penguuna dan dinas pelaksana ke dalam rapat “stakeholder,” dengan tujuan untuk secara bersama-sama mengevaluasi faktor-faktor kelembagaan yang berpengaruh pada dampak proyek dan kesinambungan pada tingkat lapangan. Hasil dari penilaian kelembagaan digunakan untuk melakukan tinjau ulang atas kebijakanpada tingkat program atau tingkat nasional.

3. MPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat desa, sebagian dapat dikuantitatifkan ke dalam sistem ordinal oleh para warga desa sendiri. Data kuantitatif ini dapat dianalisis secara statistik. Dengan cara ini kita dapat mengadakan analisis antar masyarakat, antar proyek dan antar waktu, serta pada tingkat program. Dengan demikian MPA dapat digunakan untuk menghasilkan informasi manajemen untuk proyek skalabesar dan data yang sesuai untuk analisis program.

Siapa yang dapat menggunakan MPA? Untuk apa?
MPA membuka kemungkinan untuk digunakan dalam bermacam-macam keperluan. Informasi kualitatif yang dihasilkan secara visual dapat dengan mudah dikonversikan kedalam proses numerik data atau presentasi grafis. Hasil yang berupa grafik tingkat masyarakat akan diperoleh segera setelah diterapkannya perangkat partisipatori terhadap kelompok-kelompok dalam masyarakat, lelaki perempuan, kaya dan miskin yang lalu dapat dipresentasikan di hadapan dan diversifikasikan kepada warga masyarakat secara keseluruhannya. Data sejenis dari waktu atau masyarakat yang berlainan setelah dikonsolidasikan dapat digunakan untuk membantu para manajer atau personil proyek melihat kecenderungan yang terjadi dan menganalisis sebabsebabnya.
Hasil penilaian atas beberapa proyek setelah dokonsolidasikan pada tingkat program atau tingkat nasional dapat dipakai untuk keperluan analasis kebijakan.

Apa persyaratan dalam menggunakan MPA?
      MPA dirancang sebagai bagian integral dari suatu proyek, bukan sekedar tambahan atau sesuatu yang berdiri sendiri. Dengan demikian, MPA memerlukan sebuah lembaga penyandang dana yang merasa terpanggil untuk merancang sebuah proyek baru atau sebuah proyek partisipatori yang sedang berjalan yang ingin menerapkan penilaian partisipatori. Walaupun di banyak negara ada sejumlah besar fasilitator yang berpengalaman dalam menggunakan metode partisipatori, namun masih diperlukan pelatihan khusus dalam MPA karena MPA bukan hanya sekedar seperangkat peralatan partisipatori.       
      Pertama : MPA menambahkan sebuah kerangka analitis yang mendorong ke arah kesinambungan merubah data partisipatori menjadi kode kuantitatif untuk dipakaikan ke dalam analisis kesinambungan.
      Kedua, karena watak keseluruhannya adalah partisipatori, MPA mendorong proses pembelajaran para peserta. Fasilitator yang telah trampil dan peka akan masalah gender dan kemiskinan merupakan kunci untuk mendorong daur pembelajaran dan tindakan pada semua tingkat: masyarakat, rapat stakeholder dan pengendali kebijakan. Dalam pelaksanaan MPA menggunakan 2 orang fasilitator untuk tinggal bersama di desa sekurang-kurangnya 5 hari ditambah paling tidak satu hari pada rapat stakeholder di kabupaten atau provinsi. Ini belum termasuk perencanaan, analisis data dan penyiapan laporan, yang lamanya bervariasi        tergantung dari besar kecilnya proyek sasaran proyek, sasaran penilaian dan dengan demikian juga besarnya jumlah sampel yang diperlukan. Umumnya, penilaian MPA untuk keperluan rancangan proyek memerlukan sampel yang terdiri dari beberapa masyarakat yang secara keseluruhannya mewakili variabel 4 utama yang berpengaruh dalam pembuatan rancangan proyek baru, misalnya kondisi geohidrologis atau kemiskinan nisbi dan tingkat kesakitan diare.
      Jika MPA digunakan untuk pembuatan perencanaan mikro mengenai bantuan proyek kepada masyarakat berarti diperlukan penilaian atas setiap masyarakat yang dilayani oleh proyek, maka pembiayaannya harus dimasukkan ke dalam proseddur pelaksanaan proyek. Kegiatan monitoring dan evaluasi biasanya memerlukan sampel startifikasi atau purposive sebanyak 5 –10% dari jumlah masyarakat pada titik-titik yang hampir bersamaan, selama masa proyek.
      Menindaklanjuti penilaian yang dilakukan di seluruh dunia, MPA diterapkan dalam skala yang lebih besar. Di Indonesia anggaran yang dipersipakan untuk perencanaan dan monitoring pada sebuah proyek berskala besar sebanding dengan besarnya biaya yang disediakan buat proyek yang menerapkan pendekatan masyarakat dimana MPA diintegrasikan kedalam pelaksanannya. MPA sangat cocok buat proyek-proyek yang dikendalikan oleh masyarakat, yang pada umumnya mengalokasikan dana sebesar 20-30% dari keseluruhan anggaran pembangunannya untuk keperluan pembinaan
perangkat lunak.

Kerangka untuk mencapai sarana yang berkesinambungan secara merata.
Penemuan dari penilaian atas 88 sarana masyarakat memperlihatkan secar jelas bahwa pendekatan-pendekatan tanggap kebutuhan yang mengintegrasikan gender dan kemiskinan merupakan lintasan menuju kesinambungan sarana ABPLP yang dikelola masyarakat. Demikian pula, penggunaannya secara efektif, yang merupakan sesuatu penting demi tercapainya perbaikan mutu kesehatan masyarakat, terkait secara signifikan pada sarana berkesinambungan yang digunakan secara efektif. MPA, yang lebih mendahulukan kepentingan kaum yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan, merupakan peralatan yang sangat baik yang dapat digunakan oleh baik masyarakat sendiri maupun oleh lembaga-lembaga pemberi bantuan dengan tujuan untuk memperbesar kemungkinan pemerataan dan perbaikan mutu hidup semua orang.
Tujuan proses perencanaan masyarakat pada WSLIC-2 adalah untuk membantu masyarakat mengembangkan pengelollaaan dan pelayanan sarana air dan sanitasi yang berkesinambungan dan digianakan dengan efektif oleh masyrakat sendiri. Pelayanan sarana air bersih dan sanitasi yang berkesinambungan dan efektif adalah sarana yang dapat berfungsi terus menerus, sehingga pengguna mendapat kepuasan yang tinggi dan bersedia untuk mernggunakan dan memelihara sarana. Pelayanan sarana air bersih dan sanitasi yang digunakan dengan cara meningkatkan kesehatan dan melestarikan lingkungan. Ada lima faktor untuk berkesinambungan : teknis, sosial, kelembagaan, keuangan dan kelestarian lingkungan. Proses perencanaan dirancang sehingga masyararakat mampu mengembangkan rencana kerja masyarakat (RKM) yang akan memperkuat mereka dalam kelima hal di atas. Ketika perempuan dan kelompok miskin mempunyai suara dan pilihan dalam memilih opsi sarana dalam pembangunan serta pemeliharaan, maka sarana air bersih dan sanitasi akan lebih berkelanjutan dan digunakan secara efektif. Hal ini juga akan meningkatkan kesetaraan, yang berarti ada keadilan dalam pembagian manfaat dan biaya dari sarana untuk semua. Dalam WSLIC-2 isu gender dan kemiskinan adalah “mainstreamed” di dalam proses perencanaan masyarakat melalui penggunaan tools dalam field book ini dengan memastikan bahwa perempuan, laki-laki kaya dan miski terlibat dalam menilai kebutuhan mereka sendiri terhadap sarana.

Untuk Apa MPA digunakan?
MPA memberikan data yang pihak yang peduli masyarakat dan proyek yang membantunya dapat gunakan untuk merencanakan peningkatan, dengan sumberdaya yang ada. Perencanaan mungkin dapat terjadi sebagai bagian dari pembangunan suatu pelayanan dan proyek baru, atau saat memonitor pelayanan dan suatu proyek yang ada.Ditempatkan dalam suatu program data base, seorang manajer dan staf program dapat menggunakan skor-skor dari partisipasi masyarakat untuk membandingkan pelaksanaan di antara komunitas dan faktor-faktornya, melakukan analisis (termasuk analisis statistik), menyiapkan grafik dan diagram untuk presentasi, dan menghubungkan data dengan suatu Sistem Informasi Geografis (GIS) yang lebih luas dan Sistem Informasi Manajemen (MIS). Dalam evaluasi program/proyek, MPA mengutamakan untuk mencapai kesimpulan pada pencapaian dan efektivitas proyek dan pendekatannya, sebagaimana diukur dengan suatu kombinasi dari pihak luar (untuk obyektivitas) dan stakeholder lokal (untuk pengetahuan dan kepedulian lokal yang akurat dan rinci).

Apa yang dimaksud dengan kesinambungan dalam MPA?
MPA mengasumsikan bahwa tujuan dari masyarakat yang mengelola sarana air bersih dan sanitasi adalah pembangunan suatu sarana yang tidak hanya sinambung secara efektif, tetapi juga digunakan secara efektif oleh masyarakat.    Suatu pelayanan yang berkesinambungan secara efektif adalah sarana yang dapat secara teratur dan handal menyediakan cukup air bersih dengan kualitas yang dapat diterima, dari sudut pandang pengguna seperti halnya oleh otoritas, paling tidak untuk kegunaan domestik. Kegunaan domestik mencakup air bersih untuk minum, memasak, kebersihan pribadi, mencuci baju, membersihkan, dan produksi domestik skala kecil (menanam sayuran dan memelihara ternak). Kerusakan jarang terjadi dan perbaikan cepat dilakukan (dalam 48 jam) serta keuangan setempat menutupi setidaknya biaya yang dibutuhkan secara teratur untuk operasional, pemeliharaan dan perbaikan. 
      Suatu pelayanan yang digunakan secara efektif, sebagaimana didefinisikan oleh MPA, adalah kombinasi dari persentase rumah tangga dengan kemudahan akses terhadap sarana air bersih yang telah dibangun, persentase tersebut selalu menggunakan sarana air bersih yang telah dibangun paling tidak untuk minum, dan penggunaan sistem sarana air bersih yang ramah lingkungan (ada saluran pembuangan air kotor dan tidak ada air yang menggenang). Dengan demikian, dapat dimungkinkan bagi suatu komunitas untuk menyinambungkan sarananya secara berhasil, tetapi tanpa mencapai jumlah mayoritas rumah tangga menggunakan sarana secara efektif, dalam suatu cara untuk meningkatkan kesehatan. Dan, kecuali sarana secara efektif digunakan, komunitas tidak akan menikmati secara penuh  manfaat untuk kesehatan yang mungkin diperoleh. MPA mempunyai indikator dan tools untuk mengukur kedua dimensi kesinambungan baik sinambung secara efektif dan digunakan secara efektif. Indikator kesinambungan mencakup lima dimensi: teknis, sosial, kelembagaan, keuangan dan kelestarian lingkungan.
Bagaimana Tanggap terhadap Kebutuhan dihubungkan dengan
kesinambungan?
      Penilaian MPA di 88 komunitas membuktikan apa yang beberapa studi terdahulu telah temukan, bahwa sarana yang lebih tanggap terhadap kebutuhan/permintaan tampaknya lebih berkesinambungan. Mengapa hal ini bisa terjadi?Komunitas-komunitas tidak identik dan homogen serta komunitas dan kelompok pengguna yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda dan juga berbeda dalam sumberdayanya (keuangan, tenaga kerja, material, waktu) yang mereka dapat berikan untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan memberikan jenis sarana yang komunitas dan pengguna inginkan, bersedia untuk membayarnya, dan dapat dikelola dan pelihara. Dalam menawarkan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan, lembaga yang terkait harus menemukan dari berbagai kelompok yang berbeda apa yang mereka inginkan dan siap untuk membayarnya. Lembaga yang terkait perlu untuk menawarkan beberapa opsi, sehingga semua dapat memilih jenis sarana yang sesuai dengan kebutuhannya, dapat mereka sanggupi untuk dibayar, dan dalam kapasitas mereka untuk memelihara. Semakin suatu sarana sesuai dengan keinginan pengguna, tampaknya semakin pelayana tersebut akan memberikan manfaat yang diharapkan oleh kelompok pengguna, dan kemudian pengguna akan menginginkan pelayanan untuk terus berfungsi. Oleh karena itu, semakin tanggap terhadap kebutuhan suatu pelayanan atau semakin suara dan pilihan (serta kontrol) dimiliki oleh komunitas dan pengguna dalam seluruh aspek proses pembangunan sarana, tampaknya semakin terpelihara sarana tersebut sepanjang waktu.Karena ketanggapan terhadap kebutuhan begitu kuat dihubungkan dengan hasil kesinambungan, MPA mempunyai indikator dan tools untuk mengukur seberapa jauh suatu pelayanan tanggap terhadap kebutuhan dari kelompok pengguna yang berasal dari bagian yang berbeda di masyarakat.   
Mengapa gender dan kemiskinan dimasukkan?
      Suatu ciri khas yang unik dari MPA adalah isu gender dan kemiskinan telah dijadikan aliran utama dalam penilaian kesinambungan, pengunaan secara efektif, dan ketanggapan terhadap kebutuhan. Hal ini telah dicapai dengan berbagai macam alasan.
      Pertama, gender dan kemiskinan adalah dimensi penting dari ketanggapan terhadap kebutuhan. Hal ini terjadi karena pengguna mencakup perempuan dan laki-laki, dan anggota masyarakat yang lebih baik dan kurang baik, secara ekonomi. Kelompok pengguna potensial tersebut mungkin saja mempunyai keinginan dan kebutuhan yang berbeda terhadap suatu pelayanan, mungkin memasukkan nilai yang berbeda ke dalamnya, dan tampaknya mempunyai kapasitas yang berbeda untuk mendukung peningkatan pelayanan. Oleh karena itu, pelayanan yang lebih tanggap terhadap kebutuhan juga adalah yang sensitif terhadap gender dan kemiskinan yang mana mereka cari untuk merespon kebutuhan yang berbeda dari kelompok masyarakat yang beragam.
      Kedua, pelayanan yang memberikan akses kepada lebih banyak kelompok masyarakat – rumah tangga yang lebih miskin seperti halnya mereka yang kaya, perempuan seperti halnya laki-laki, dan kelompok yang tidak diuntungkan lainnya – lebih setara. Lebih besar kesetaraan juga berarti bahwa beban dan biaya yang berhubungan dengan pembangunan dan pemeliharaan pelayanan serta masnfaat yang diperoleh pengguna dibagi secara adil di antara kelompok masyarakat yang berbeda. Kesetaraan yang lebih besar, bersama-sama dengan kesinambungan yang lebih baik, menjadi suatu tujuan pengembangan yang lebih penting, sebagaimana pemerintah dan lembaga donor secara meningkat memasukkan penurunan kemiskinan di antara sasarannya. Dan pendekatan yang lebih sensitif terhadap gender dan kemiskinan adalah jalur untuk pelayanan yang lebih setara, seperti halnya untuk pelayanan yang lebih sinambung dan digunakan secara efektif, dapat digambarkan melalui poin-poin yang merupakan temuan dari studi global sebagai berikut:
·         Ketika perempuan mempunyai suara dan pilihan dalam teknologi dan pemeliharaannya, kontol lokal sebagai mana tingkat biaya perbaikan yang lebih tinggi. Kesetaraan pada awal pembangunan bagi perempuan dan orang miskin dikorelasikan secara nyata dengan suatu kebutuhan pengguna yang lebih besar, sebagai contoh kontribusi pengguna dalam bentuk uang tunai dan/atau bahan untuk pembangunan.
·         Meskipun perempuan dan laki-laki miskin telah berkontribusi untuk pembangunan semua pelayanan, kontribusi mereka kadang secara proporsional lebih tinggi dibandingkan untuk rumah tangga dari kelas menengah dan atas dan tidak merefleksikan perbedaan dalam penggunaan air bersih, termasuk untuk tujuan produktif dalam runah tangga.
·         Suatu strategi gender dalam peletakan sarana, yang mana, memberikan juga kepada perempuan untuk bersuara dalam memilih lokasi sarana, secara nyata dihubungkan dengan akses dan penggunaan yang lebih baik dari sarana air bersih dan suatu perlindungan yang lebih baik terhadap sumber air. Perencanaan pemeliharaan lokal yang sensitif gender secara nyata dikorelasikan dengan waktu kerusakan yang lebih rendah berdasarkan pengalaman pengguna.
·         Mempertimbangkan bahwa dalam semua 88 pelayanan pada studi global, baik perempuan dan laki-laki berkontribusi untuk perencanaan dan pembangunan. Walaupun demikian, perempuan kurang terwakili dalam pengambilan keputusan pengelolaan, pelatihan dan pekerjaan yang dibayar. Dimana perempuan dan orang miskin terwakili dengan baik dalam organisasi pengelola lokal, suatu proporsi yang lebih besar dari rumah tangga yang memiliki akses terhadap sarana air bersih akan dicapai.
      Ketidaksetaraan dalam bersuara, pilihan, dan akses memiliki suatu dampak yang negatif pada posisi perempuan dan keluarga miskin serta pada tingkat mana pelayanan air bersih (dan jika sanitasi dimasukkan, sarana sanitasi yang terbangun) secara efektif digunakan oleh semua.
      Suatu akses yang rendah dan penggunaannya dalam kombinasi dengan perilaku sehat yang kurang yang membuat air –dan sanitasi- dihubungkan dengan penyakit berlanjut untuk mewabah. Penyakit tersebut adalah suatu penyebab utama dari tingkat kematian dan kesakitan yang tinggi di rumahtangga, masyarakat dan negara. Hanya ketika semua -atau hampir semua- anggota masyarakat memperoleh manfaat dari kecukupan pelayanan akan menurunkan insiden dari penyakit tersebut. 

Bagaimana gender dan kemiskinan dijadikan aliran utama?
Gender dan kemiskinan adalah aliran utama dalam dua jalan pada MPA, dalam masalah isi dan melalui proses penilaian.

Gender dan kemiskinan pada isu-isu pokok bahasan
Untuk setiap faktor, dimana isu gender dan kemiskinan memainkan peran, dan bersama-sama dengan perempuan dan laki-laki di masyarakat dan keikutsertaan staf dari proyek/program, anda akan memisahkan informasi dari perempuan dan laki-laki dari rumah tangga miskin dan kaya. Analisis gender dan kemiskinan mencakup aspek geder dan kemiskinan sebagai berikut:
·         Akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi (jamban) untuk rumah tangga miskin dan kaya
·         Penggunaan air bersih oleh perempuan dan laki-laki dari rumah tangga miskin dan kaya
·         Penggunaan jamban oleh perempuan dan laki-laki tua, perempuan dan laki-laki dewasa, dan anak-anak, serta pembuangan kotoran balita dan bayi
·         Akses terhadap pengambilan keputusan dan pelatihan bagi perempuan dan laki-laki dari rumah tangga miskin dan kaya, selama dan setelah pembangunan pelayanan
·         Kontribusi dari perempuan dan laki-laki dari rumah tangga miskin dan kaya selama pembangunan
·         Kontribusi untuk biaya yang diperlukan pelayanan oleh rumah tangga miskin dan kaya, dan dimana dapat diterapkan secara budaya, secara terpisah oleh perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga
·         Pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki dalam pemeliharaan dan pengelolaan pelayanan sarana air bersih (dan dimana dimungkinkan, jamban)
·         Manfaat dan dampak negatif dari pelayanan dan proses partisipasi, dan nilai mereka terhadap biaya, sebagaimana dialami oleh perempuan dan laki-laki dari rumah tangga miskin dan kaya

Selama pelatihan, anda akan mereview, sebagai bagian dari pekerjaan dengan tiap tool dan skala skoringnya, dimana isu gender dan kemiskinan spesifik anda akan menilai dan menganalisis dengan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat, dan untuk alasan apa.

Sensitivitas terhadap gender dan kemiskinan pada proses penilaian
      Selama penilaian, anda perlu untuk memberikan perhatian tidak hanya terhadap isu Gender dan Kemiskinan dalam isi pokok bahasan, tetapi juga pada bagaimana anda berurusan dengan Gender dan Kemiskinan dalam proses penilaian itu sendiri. Untuk ini, penting untuk melihat bagaimana anda, dan anggota tim anda, merasakan sendiri kesetaraan gender dan kemiskinan, dan tentang kemiskinan dan menurunkan ketidaksetaraan dari orang miskin. Apakah anda dan anggota tim anda, sadar bahwa sikap anda sendiri, ketrampilan dan perilaku selama penilaian dapat menurunkan atau menambah ketidaksetaraan gender dan kemiskinan?

 

Kenapa PHAST ?

PHAST adalah singkatan dari Participatory Hygiene And Sanitation Transformation. PHAST mempunyai focus pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga dan masyarakat (termasuk sekolah).

PHAST diperlukan untuk :

a. Efektifitas penggunaan
Mengidentifikasi dan menganalisa pola dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan kebiasaan pemakaian tempat BAB, pemakaian sumber air bersih dan hal lain yang perlu ditingkatkan.

b. Alur penularan penyakit
Penularan penyakit karena ada interaksi antara penyebab penyakit (agent) yang berasal dari sumbermpenyakit (penderita), lingkungan dan penjamu (host). Perhatikan diagram 5 F (Feaces/tinja, Finger/mulut, Flies/serangga, Field/tanah, Fluids/cairan, dan Food/makanan).

c. Menghambat alur penularan penyakit
Memasang penghambat yang sesuai dengan lintasan penyebaran penyakit dengan kegiatan pembangunan sarana (fisik) atau kegiatan non fisik (perilaku hidup bersih dan sehat)

d. Perilaku baik dan buruk terhadap kesehatan
Identifikasi perilaku buruk yang merugikan bagi kesehatan dan perilaku baik yang berpengaruh terhadap kesehatan.

e. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan perubahan
Agar masyarakat mengerti bahwa penyediaan sarana air bersih, sanitasi dan peningkatan kualitas lingkungan mempunyai dampak terhadap peningkatan drajat kesehatan, aka diperlukan perubahan perilaku yang terus menerus dan bertahap.

f. Epidemologi penyakit menular:
·        Penyebab penyakit
·        Cara penularan penyakit
·        Mengapa penyakit dianggap berbahaya (resiko penyakit)
·        Gejala-gejala penyakit
·        Pengobatan dan pengelolaan penderita penyakit
·        Cara pencegahan dan pemberantasan penyakit




 
Tahapan Kegiatan MPA/PHAST


1. Persiapan
·    Tim Fasilitator
·    Masyarakat
·    Perlengkapan pedukung
·    Rancangan kegiatan

2. Pelaksanaan
2.1. Identifikasi Kondisi Umum Desa
1. Pertemuan dengan Aparat Desa
2. Inventaris data komunitas
3. Sejarah SAB/S dan promosi kesehatan
4. Klasifikasi kesejahteraan
5. Pemetaan sosial
6. Rapid Technical Assessment (RTA)

2.2. Proses analisis situasi dan identifikasi masalah
7. Perencanaan Transect Walk dan FGD
8. Transect Walk Transect
Tinjauan Pengelolaan pelayanan
    • Pengelolaan dan pengambilan keputusan (interview dengan Badan Pengelola)
    • Sejarah partisipasi saat pembangunan pelayanan
    • Penilaian pelatihan – Akses dan penggunaan
    • Pengelolaan keuangan

Transect Walks
·         Pengelolaan sumber air
·         Penilaian tingkat kualitas kerja
·         Penilaian pelayanan oleh kelompok pengguna perempuan dan laki-laki
·         Masyarakat yang tidak terlayani
  9. Efektivitas penggunaan/pocket voting SAB
10. Efektivitas penggunaan Sarana Sanitasi
11. Pembagian kerja berdasarkan gender dan waktu kerja
12. Hak suara dan pilihan dalam pengambilan keputusan
13. Alur penularan penyakit dan penghambatnya

2.3. Musyawarah I (penyajian dan klarifikasi analisis situasi dan  identifikasi masalah)

2.4. Musyawarah II (Termasuk Pemilihan/pembentukan TKM)
14. Pemilihan opsi Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
15. Pemilihan opsi sarana air bersih
16. Pemilihan opsi sarana sanitasi
17. Penilaian terhadap kebutuhan pelatihan

2.5. Musyawarah III (Pemilihan opsi)
18. Opsi Pembiayaan

2.6. Proses penyusunan RKM

2.7. Musyawarah IV (Penyajian draft RKM)

2.8. Proses pengajuan RKM


















 

PENGGUNAAN TOOLS MPA PHAST
Suprio Heryanto, SKM, MKes.


           

Berikut disajikan penggunaan tools MPA PHAST sesuai dengan peran sanitarian/petugas kesehatan dalam pengelolaan air bersih dan sanitasi :



 
inventarisi Data Komunitas


Tujuan

Untuk mendapatkan data umum dari komunitas yang berpartisipasi dan membuat identifikasi faktor-faktor lain dari partisipasi, ketanggapan terhadap gender dan kebutuhan yang dapat menjelaskan keragaman dalam bantuan pelayanan.
            Terdapat faktor yang mempengaruhi variabel yang dipertimbangkan dalam penilaian. Tidak semua dari faktor tersebut dimasukkan ke dalam kerangka kerja analisis (sebagai contoh jenis kompleksitas teknologi, umur sistem, mobilitas lokal, keadaan komunikasi dan kepemimpinan, kondidi gender dan kemiskinan lokal), tetapi banyak yang dapat ditangkap melalui pengumpulan data dalam Inventaris Data Komunitas ini sebagaimana data kualitatif terbuka yang direkam oleh tim penilaian.

Deskripsi

Isi lembar isian dengan staf proyek dan perwakilan masyarakat, menggunakan informasi lokal dan proyek yang ada.
     













Lembar skor dan Kode
  1. Nama pencatat:

  1. Tanggal:

  1. Nama Desa :

  1. Nama Dusun :


CD 1          Besar dan Komposisi Penduduk berdasarkan umur
     
Perempuan
Laki-laki
Total
Dewasa (Umur 15 tahun ke atas)



Kode
(CD 1.1)
(CD 1.2)
(CD 1.3)




Perempuan
Laki-laki
Total
Anak-anak (Di bawah umur 15 tahun)



Kode
(CD 1.4)
(CD 1.5)
(CD 1.6)

CD 2          Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Rumah tangga

Kode
(CD 2)

CD 3          Lokasi Kelompok Masyarakat
Pertanyaan
Skor
Skor yg diberikan
Kode
Lokasi dengan curah hujan rendah
(Ya=1; Tidak=0)

(CD 3.1)
Lokasi dengan pendapatan tinggi
(Ya=1; Tidak=0)

(CD 3.2)

CD 4          Tingkat Pendidikan


Perempuan
(5 tahun keatas)
Laki-Laki 
(5 tahun keatas)
Jumlah
Kode
Jumlah
Kode
Tanpa pendidikan formal

CD 4.10

CD 4.11
Tingkat sekolah dasar

CD 4.20

CD 4.21
Tingkat sekolah menengah

CD 4.30

CD 4.31
Diatas tingkat sekolah menengah

CD 4.40

CD 4.41
Total

CD 4.50

CD 4.51

CD 5          Tipe sumber air tradisional di masyarakat
Tipe Sumber Air
Jumlah Sumber Umum
Kode
Jumlah Sumber Pribadi
Kode
Sumur terbuka, tidak terlindungi

(CD 5.10)

(CD 5.11)
Sumur terbuka, terlindungi/ditingkatkan

(CD 5.20)
A.     
(CD 5.21)
Kolam, tidak terlindungi

(CD 5.30)

(CD 5.31)
Kolam, terlindungi/ ditingkatkan

(CD 5.40)

(CD 5.41)
Mata air, tidak terlindungi

(CD 5.50)

(CD 5.51)
Mata air, terlindungi/ ditingkatkan

(CD 5.60)

(CD 5.61)
Sungai/air terjun/kanal/danau, tidak ditingkatkan

(CD 5.70)

(CD 5.71)
Sungai/air terjun/kanal/danau, terlindungi/ ditingkatkan

(CD 5.80)

(CD 5.81)
Lainnya (Sebutkan)

(CD 5.90)

(CD 5.91)

CD 6          Sistem jaringan pipa air di lingkungan masyarakat

Tahun Berfungsi
B.    Jumlah Sarana Air (keran) Umum
Jumlah Dengan SPAL
Jumlah Sambungan Pribadi
Jumlah Dengan SPAL
Sistem pipa air 1





Kode
(CD 6.10)
(CD 6.11)
(CD 6.12)
(CD 6.13)
(CD 6.14)
Sistem pipa air 2





Kode
(CD 6.20)
(CD 6.21)
(CD 6.22)
(CD 6.33)
(CD 6.44)
C.    
D.   CD 7    Sumur pompa tangan di lingkungan masyarakat

Jumlah Sumur Pompa Umum
Jumlah Dengan SPAL
Jumlah Sumur Pompa Pribadi
Jumlah Dengan SPAL
Sumur pompa tangan




Kode
(CD 7.1)
(CD 7.2)
(CD 7.3)
(CD 7.4)





CD 8          Sumber penyediaan air lain yang ada di lingkungan masyarakat
Pertanyaan
Skor
Skor yang diberikan
Kode
Penjual air (contoh tangki, kios, dll)
(Ya=1, Tidak=0)

(CD 8.1)
Lain-lain (Sebuktan)
(Ya=1, Tidak=0)

(CD 8.2)
CD 9    Jarak Daerah terdekat dimana spare part, alat-alat dan keahlian teknis lainnya untuk kegunaan sarana air dan sanitasi dapat diperoleh.

Nama Daerah
Jarak (dalam kilometer)
Kode*
Sarana air bersih


(CD 9)
Sanitasi


(CD 9S)
                                                                               *hanya untuk jarak dalam kilometer

CD 10S     Detil Sanitasi Rumahtangga

Jumlah
Kode
Total jumlah rumahtangga

(CD 10.1S)
Jumlah: dengan saluran pembuangan

(CD 10.2S)
Jumlah: dengan jamban saniter

(CD 10.3S)
Jumlah: dengan jamban tidak saniter

(CD 10.4S)
Jumlah: tanpa sarana

(CD 10.5S)
Jumlah: memiliki pelayanan pengumpulan pembuangan sampah 

(CD 10.6S)

CD 11S Sanitasi di Sekolah
      CD 11.NS Taman Kanak-kanak

Taman Kanak-kanak 1
Taman Kanak-kanak 2
Jumlah
Kode
Jumlah
Kode
Total jumlah anak laki-laki

(CD 11.N10S)

(CD 11.N20S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 11.N11S)

(CD 11.N21S)
Total jumlah anak perempuan

(CD 11.N12S)

(CD 11.N22S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 11.N13S)

(CD 11.N23S)






CD 11.PS Sekolah Dasar
     
Sekolah Dasar 1
Sekolah Dasar 2
Jumlah
Kode
Jumlah
Kode
Total jumlah anak laki-laki

(CD 11.P10S)

(CD 11.P20S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 11.P11S)

(CD 11.P21S)
Total jumlah anak perempuan

(CD 11.P12S)

(CD 11.P22S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 11.P13S)

(CD 11.P23S)

CD 11.SS Sekolah Menengah
                 
Sekolah Menengah 1
Sekolah Menengah 2
Jumlah
Kode
Jumlah
Kode
Total jumlah anak laki-laki

(CD 11.S10S)

(CD 11.S20S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 11.S11S)

(CD 11.S21S)
Total jumlah anak perempuan

(CD 11.S12S)

(CD 11.S22S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 11.S13S)

(CD 11.S23S)

CD 12S     Sanitasi di Pusat Kesehatan (Puskesmas, dsb)

Jumlah
Kode
Rata-rata jumlah: laki-laki yang berobat ke klinik per hari

(CD 12.1S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 12.2S)
Rata-rata jumlah: perempuan yang berobat ke klinik per hari

(CD 12.3S)
Jumlah: kakus/toilet

(CD 12.4S)











KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN


R Mengklasifikasi jumlah penduduk desa kedalam kategori tingkatan sosial-ekonomi (seperti kaya, miskin, menengah) menurut kriteria khusus setempat dan sesuai istilah yang biasa digunakan di desa tersebut
R Hasil proses klasifikasi kesejahteraan ini digunakan untuk mengidentifikasi kelompok yang terlibat dalam diskusi kelompok terfokus (FGD), untuk pemetaan akses orang miskin dan kaya terhadap sarana air bersih dan sanitasi, fungsi, dan pekerjaannya, serta mengidentifikasi perbedaan tingkat partisipasi di masyarakat, dan sebagainya.

% Bahan yang dibutuhkan
  • Kertas/karton
  • Spidol/Alat tulis
  • Flip chart/Sticky Cloth
  • Batu atau benih

 

Proses

B  Mulailah diskusi dengan kelompok masyarakat (yang menyertakan perempuan), tentang bagaimana membedakan keadaan rumah tangga dalam komunitas desa mereka
B  Jenis tingkatan yang disebutkan oleh masyarakat dicatat dan dilanjutkan dengan kriterianya, fasilitator menyediakan kertas kosong dan minta kelompok membuat gambar orang kaya umumnya dalam masyarakat mereka
B  Setelah satu kelompok sibuk dan mulai menggambar, fasilitator meminta kelompok lainnya membuat gambar orang miskin dan menengah. Istilah yang digunakan untuk kaya/miskin dan lainnya diambil dari istilah lokal, agar dapat dimengerti dan diterima oleh mereka. Kegiatan ini membutuhkan kreativitas kelompok-kelompok tersebut. Biasanya hasil gambar itu mengundang perasaan geli (ingin tertawa) dan memecahkan kekakuan yang ada. Kemudian letakkan gambar tersebut secara terpisah di atas tanah/sticky cloth
B  Dengan menggunakan gambar tersebut, minta masing-masing kelompok menjelaskan ciri-ciri setiap kategori, satu demi satu. Jawaban yang muncul, oleh salah satu anggota kelompok urutkan di bawah gambar yang sesuai. Akan cukup menolong, bila dimulai dengan “kategori kaya”, kemudian “kategori miskin”, baru selanjutnya “kategori menengah”. Langkah ini dilanjutkan terus hingga sekurangnya 6 atau 7 ciri muncul untuk masing-masing kategori.
B  Fasilitator harus menggali keterangan yang rasional atau alasan khusus dari masyarakat dibalik ciri-ciri yang keluar. Selain itu dapat diklarifikasi dengan menanyakan ke setiap kepala rumah tangga. Bagaimana kebiasaan mereka? Apakah mereka tetap mengutamakan sumber tunggal? Bagaimana keadaan sosio-ekonomi mereka? Seberapa jauh generalisasi dapat dilakukan?
B  Minta kelompok diskusi mendistribusikan 100 benih atau batu kecil (menunjukkan populasi total masyarakat) menurut ketiga kategori, di mana jumlah benih pada setiap kategori menunjukkan persentase populasi pada setiap kategori.
B  Kemudian kelompok diskusi menuliskan karakteristik dan persentase hasil diskusi dalam lembaran kertas yang besar, sebagai acuan untuk memulai kegiatan selanjutnya yang membutuhkan pengelompokan masyarakat yang kaya dan miskin.

Informasi minimum yang diharapkan
2  Kesepakatan kriteria klasifikasi keluarga kaya, miskin dan menengah.
2  Perkiraan distribusi keluarga/rumah tangga untuk setiap kategori yang muncul.
2  Memberikan informasi tersebut di atas untuk proses pemetaan sosial dan identifikasi peserta untuk berpartisipasi dalam kelompok terfokus.

Hal yang perlu diperhatikan
S  Pastikan bahwa kelompok diskusi telah terwakili oleh anggota masyarakat laki-laki, perempuan, serta kaya dan miskin
S  Fasilitator sebaiknya mendiskusikan dahulu keadaan desa secara umum, sebelum membicarakan tentang tingkat kesejahteraan, karena pada beberapa komunitas masalah tingkat kesejahteraan menjadi hal yang sangat peka
S  Pastikan pula bahwa tingkat kesejahteraan sosial yang dibuat berdasarkan atas kesepakatan masyarakat yang mengikuti proses, begitu pula untuk istilah yang digunakan untuk menyebutkan kaya, menengah, dan miskin
S  Perlu untuk diingat bahwa pembagian tingkat kesejahteraan (status ekonomi) dalam proses ini dapat digunakan sebagai dasar untuk diskusi dengan masyarakat tentang kemampuan masyarakat (untuk berkontribusi dan membayar iuran) dalam perencanaan, pelaksanaan dan pasca proyek.


Lembar Catatan dan Skor
(Klasifikasi Kesejahteraan)


  1. Nama Desa :

  1. Nama Kecamatan/Kabupaten/Propinsi :

  1. Proyek :


4.       Tanggal :

5.       Nama Pimpinan Tim Fasilitator : (lingkari pilihan yang sesuai) Bpk/Ibu …………………

6.       Nama Anggota Tim Fasilitator : (lingkari pilihan yang sesuai)

1)      Bpk/Ibu ………………..          Orang desa/bukan orang desa (berikan penjelasan)
2)      Bpk/Ibu ………………..          Orang desa/bukan orang desa (berikan penjelasan)
3)      Bpk/Ibu ………………..          Orang desa/bukan orang desa (berikan penjelasan)
4)      Bpk/Ibu ………………..          Orang desa/bukan orang desa (berikan penjelasan)
5)      Bpk/Ibu ………………..          Orang desa/bukan orang desa (berikan penjelasan)

7.       Jumlah Perempuan yang hadir :

8.       Jumlah anak-anak Perempuan yang hadir :

9.       Jumlah laki-laki yang hadir :

10.   Jumlah anak-anak laki-laki yang hadir :

E.       WAKTU MULAI


F.           
G.        Kategori Tingkatan Kesejahteraan
H.        (diperoleh dari masyarakat)
Indikator
Mampu
Menengah
Tidak Mampu
Pola makan



Aset/ Kepemilikan



Komposisi Rumah Tangga *



Pekerjaan



Akses terhadap pelayanan



Pendidikan formal dan non-formal



Rasa aman sosial dan psikologis dalam masyarakat



Lain-lain**



*termasuk bila kepala rumah tangga seorang Perempuan
** periksa tentang kesehatan, suku dan kelompok agama, kelas sosial


Komposisi masyarakat berdasarkan klasifikasi kesejahteraan[1] :
Kode
Pertanyaan
Jumlah3
P1
Jumlah rumah tangga kelompok mampu

P2
Jumlah rumah tangga kelompok menengah

P3
Jumlah rumah tangga kelompok tidak mampu

P4
Jumlah total rumah tangga



Catatan untuk pembuatan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) :


WAKTU SELESAI

PEMETAAN AKSES (Pemetaan Sosial)

Tujuan
·         Untuk mempelajari keadaan masyarakat menyangkut sarana air bersih dan sanitasi (tradisional maupun sumber yang dibangun), akses perempuan dan laki-laki dari rumah tangga miskin, kaya dan menengah terhadap sarana tersebut, pelatihan, posisi untuk pengawasan dan pekerjaan.
·         Saat digunakan pada monitoring dan evaluasi, pastikan anda dapat mengenali dan membedakan sarana, pelatihan yang diberikan, struktur manajemen yang dikembangkan oleh berdasarkan kebutuhan proyek yang berbeda dari proyek lainnya, dan oleh masyarakat dan rumah tangga mereka sendiri.
·         Saat digunakan untuk perancangan proyek atau tujuan perencanaan, pemetaan dapat dikembangkan untuk memperoleh keinginan masyarakat untuk tipe pengembangan yang mereka inginkan dalam pelayanan air bersih dan sanitasi, serta sumberdaya potensial masyarakat yang dapat dimanfaatkan (lihat pada bagian tentang Perencanaan dan Perancangan di akhir bagian ini). 
Bahan yang dibutuhkan
·         Lembaran kertas besar (dalam kasus peta tidak dapat dibuat pada kotak pasir atau tanah)
·         Material lokal untuk menggambar, seperti kapur tulis, pensil, spidol berwarna, kotak pasir, dsb
·         Material lokal yang ada sebagai lambang dari berbagai unsur yang akan digambar pada peta, seperti bubuk berwarna, daun, batang, kertas warna, bendera kecil dengan berbagai warna, dsb
·         Kertas kosong, pensil, spidol, penghapus, dan penggaris untuk memindahkan peta ke dalam kertas
·         Celotape perekat untuk menempel lembar kertas untuk memperbesar gambar peta bila dibutuhkan

Proses
a)  MENGGAMBAR PETA
1.   Untuk komunitas yang kecil, minta wakil masyarakat (baik laki-laki dan perempuan) mengenai seluruh desa akan dipetakan.
2.   Untuk desa yang besar buat suatu peta umum dan pilih 1-2 petak yang mewakili paling baik masyarakat kaya dan miskin, dengan sistem tradisional atau yang dibangun proyek, atau gambar peta bagian demi bagian dengan masing-masing lingkungan masyarakat.
3.   Bentuk tim pemetaan (kira-kira 10 orang dari badan pengelola dan orang lain yang tertarik yang mengetahui wilayahnya dengan baik). Cobalah untuk mempunyai suatu keseimbangan yang baik dari orang yang terlibat (laki-laki, perempuan, kaya dan miskin) dalam kelompok.
4.   Bila dibutuhkan, bentuklah kelompok dari orang desa secara campuran atau dipisahkan berdasarkan jenis kelamin tergantung keadaan desa. (2 peta dibutuhkan dalam kasus ini).
5.   Pilih tempat yang berpenerangan baik, terlindung dari hujan, cukup luas untuk menampung tim dan ruang untuk menggambar. Tempat seperti sekolah, balai desa, ruang tunggu puskesmas, dsb dapat berguna.  
6.   Fasilitator menjelaskan tujuan dari kegiatan ini, dan memulai diskusi untuk partisipasi masyarakat.
7.   Dalam diskusi dengan kelompok, kembangkan suatu daftar legenda untuk dimasukkan dalam peta, seperti jalan, gang, jalan setapak, dan rumah (tandai menurut kategori kesejahteraan); tanda-tanda utama seperti hutan, bukit, ladang, sekolah; dan mesjid, gereja, atau kuil; semua sumber air baik alami maupun buatan; semua sarana sanitasi umum dan rumah-rumah yang memiliki jamban (didapat melalui proyek atau lainnya), rumah anggota (laki-laki atau perempuan) badan pengelolan pelayanan air bersih dan sanitasi; dan rumah anggota masyarakat yang telah atau akan menerima pelatihan; bagian yang mudah, sulit dan tidak ada akses (tali berwarna atau spidol berguna untuk memvisualisasikan). Persetujuan pada daftar standar dari lambang-lambang yang digunakan. Periksa apakah daftar telah memasukkan semua ciri utama. Dan perlu untuk membawa draf pertama peta dari desa  sebagai panduan, dan suatu daftar ciri yang distandarkan (legenda, lengkapi dengan kode warna).
8.   Atur ruang untuk menggambar dan bahan-bahannya.
9.   Tinggalkan mereka untuk menggambar sendiri dengan bantuan seperlunya. Dalam kelompok campuran, periksa partisipasi kedua jenis kelamin sehingga semua ambil bagian dan tidak ada dominasi oleh satu atau dua orang.
10.Kumpulkan mereka untuk memeriksa dan menkonfirmasikan semua ciri dalam peta. Pada kasusu perempuan dan laki-laki membuat peta secara terpisah, kumpulkan laki-laki disekitar peta yang dibuat perempuan untuk perempuan menjelaskan dan sebaliknya serta setuju pada peta yang akan menjadi peta konsolidasi dimana semua ciri dimasukkan.
11.Minta kelompok diskusi untuk memberikan skor M9 dan M9S (terjemahkan dan perbesar dari lembar kode 2.2).
12.Catat informasi dari peta kedalam lemabr kode 2.2, dengan bantuan kelompok. Jika ada memberikan angka pada titik air dan sarana sanitasi yang umum pada tahap ini, hal tersebut akan membantu saat merencanakan transect walks oleh anggota tim yang lain, dan kemudian, untuk merekam informasi yang dihasilkan dari setiap titik air dan sarana sanitasi.
13.Gunakan pertanyaan analisis kelompok pada lembar akhir dari kode 2.2 untuk meringkas diskusi dan kesimpulan.
14.Bersama-sama dengan orang desa yang dapat baca-tulis, tim riset memindahkan peta dan legendanya pada kertas, dan meninggalkan satu salinan di desa, untuk referensi dan kegunaan selanjutnya.

b) MEMPROSES DATA DARI PETA
1. Gunakan peta untuk merencanakan transect walks untuk hari selanjutnya (mana yang akan dikunjungi dan dengan siapa). Memasukkan perwakilan perempuan dan laki-laki dari daerah yang akan dikunjungi ke dalam kelompok transect walks. Berguna untuk mempunyai angka pada titik air dan sarana sanitasi untuk langkah ini.
2. Gunakan peta untuk mengambil sampel untuk diskusi kelompok terfokus dan transect walks seperti pada gambaran dalam tool 2.3. Perencanaan Transect Walks dan Pertemuan Kelompok Terfokus. (Rincian lebih lengkap pada bagian 2.3).

INFORMASI MINIMUM YANG DIHARAPKAN

Untuk tujuan Monitoring dan Evaluasi proyek :
·         Jumlah, jenis, dan lokasi semua sumber air, yang dibuat melalui proyek dibawah asesmen atau lainnya.
·         Lokasi rumah tangga kaya, miskin, dan menengah
·         Daerah dengan pengaksesan yang baik, buruk dan tidak ada terhadap pelayanan sarana air bersih (tali berwarna atau spidol berguna untuk ini).
·         Jumlah, jenis, dan lokasi semua sarana sanitasi (yang dibangun sebelum, selama, atau setelah intervensi proyek) baik umum maupun keluarga.
·         Rumah-rumah anggota masyarakat yang berperan dalam pembangunan dan pemeliharaan pelayanan air bersih dan sanitasi menurut gender dan tingkat sosial, di masa yang lalu dan saat ini, per fungsi atau jenis pekerjaan, termasuk apakah itu pekerjaan yang dibayar atau tidak. (Bendera atau pin akan berguna).
·         Rumah-rumah anggota masyarakat yang menerima pelatihan yang beragam.
·         Dalam setiap daerah akses: Jumlah dan tipe rumah tangga yang menggunakan (memiliki akses yang baik) terhadap sarana air bersih, dan jumlah dan tipe rumah tangga memiliki akses yang buruk (tidak mudah untuk menggunakan) terhadap sarana air bersih serta mereka yang tidak punya akses.

Untuk tujuan Perencanaan dan Perancangan proyek :
·            Setelah keadaan yang ada telah dipetakan dan rumah tangga yang sudah terlayani dan yang belum dengan jelas tergambarkan, minta perempuan dan laki-laki untuk berdiskusi dalam kelompok yang terpisah tentang pengembangan sarana air bersih dan sanitasi yang diinginkan oleh mereka dan oleh kluster rumah tangga yang mana. Diskusikan pula tentang kesetaraan akses terhadap sarana yang ada saat ini dan implikasinya terhadap perencanaan proyek yang baru.
·            Jika jawaban yang dihasilkan untuk pembangunan tidak termasuk rumah tangga yang belum terlayani, tanyakan apa yang dapat dilakukan untuk memberikan mereka pelayanan sarana. Lakukan hal yang sama untuk pembagian pelatihan, pengawasan, dan pekerjaan yang dibayar.
·            Jika jawaban yang dihasilkan mengindikasikan adanya suatu konsensus tentang pengembangan yang diinginkan dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkannya, minta mereka untuk memberikan mencatat ide tersebut dan menambahkan sketsa peta berdasarkan peta yang sudah ada. (Pada suatu proyek, masyarakat menggunakan kertas transparan untuk menambahkan rencana pengembangan pada peta merka dan memonitor realisasinya.
·            Buat salinan tentang intervensi yang diusulkan untuk pengembangan yang diinginkan dalam rincian rencana kerja masyarakat, yang nantinya dalam proyek. Peta asli tetap harus disimpan di desa untuk diskusi serupa yang akan datang





Pemetaan Sosial
Lembar Kode dan Skoring

1.    Nama Desa :

2.    Nama Kecamatan/Kabupaten/Propinsi :

3.    Proyek :

4.    Tanggal :
                                                       
5.    Jumlah peserta perempuan : 
                                                       
6.    Jumlah peserta anak perempuan :
                                                       
7.    Jumlah peserta laki-laki :

8.    Jumlah peserta anak laki-laki :



WAKTU MULAI




Akses terhadap Fasilitas

M1       Jumlah rumah tangga yang menggunakan sarana air bersih 
Kode
Pertanyaan
Jumlah
M1.1
Jumlah rumah tangga kaya

M1.2
Jumlah rumah tangga menengah

M1.3
Jumlah rumah tangga miskin

M1.4
I.      Total jumlah rumah tangga


M2       Jumlah rumah tangga dengan akses rendah terhadap sarana air
Kode
Pertanyaan
Jumlah
M2.1
Jumlah rumah tangga kaya
J.     
M2.2
Jumlah rumah tangga menengah

M2.3
Jumlah rumah tangga miskin

M2.4
Total jumlah rumah tangga


M3       Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan sarana air 
Kode
Pertanyaan
Jumlah
M3.1
Jumlah rumah tangga kaya

M3.2
K.    Jumlah rumah tangga menengah

M3.3
Jumlah rumah tangga miskin

M3.4
Total jumlah rumah tangga


M 4            Alasan mengapa rumah tangga tidak menggunakan sarana air bersih
Kode
Pertanyaan
Jumlah
M4.1
Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan pelayanan karena alasan teknis

M4.2
Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan pelayanan karena alasan keuangan

M4.3
L.    Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan pelayanan karena alasan sosial

M4.4
Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan pelayanan karena ada alternatif sumber air lain


M5       Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan sarana air yang ada karena ada sumber air alternatif
Kode
Pertanyaan
Jenis Sumber Air Alternatif
Jumlah*
M3.1
Jumlah rumah tangga kaya


M3.2
Jumlah rumah tangga menengah


M3.3
M.   Jumlah rumah tangga miskin


M3.4
Total jumlah rumah tangga


  * hanya jumlah rumah tangga
Triangulasi lingkup, alasan, masalah akses pada saat transect walks dan kunjungi daerah yang tidak terlayani!

M6S    Jumlah rumah tangga yang memiliki sarana sanitasi yang dibangun untuk pembuangan kotoran manusia dari proyek   
Kode
Pertanyaan
Jumlah
M6.1S
Jumlah rumah tangga kaya

M6.2S
Jumlah rumah tangga menengah

M6.3S
N.   Jumlah rumah tangga miskin

M6.4S
Total jumlah rumah tangga


M7S    Jumlah rumah tangga yang memiliki sendiri sarana sanitasi pribadi yang dibangun untuk pembuangan kotoran manusia  
Kode
Pertanyaan
Jumlah
M7.1S
Jumlah rumah tangga kaya

M7.2S
O.   Jumlah rumah tangga menengah

M7.3S
Jumlah rumah tangga miskin

M7.4S
Total jumlah rumah tangga


M8S    Jumlah rumah tangga tanpa akses terhadap sarana sanitasi/ jamban
Kode
Pertanyaan
Jumlah
M8.1S
Jumlah rumah tangga kaya

M8.2S
Jumlah rumah tangga menengah

M8.3S
Jumlah rumah tangga miskin

M8.4S
Total jumlah rumah tangga

 Anggota masyarakat menggunakan analisa pada peta untuk menghitung skor akses (Skor dapat saja diantaranya)

M 9      Proporsi dan jenis tingkat kesejahteraan masyarakat yang memilki kemudahan dalam mengakses sarana air bersih
Pilihan
Skor
Konversi ke
Skor yg dikonversi (M9)
Kurang dari ¼ dan sebagian besar masyarakat mampu
0
0

Antara ¼ dan ½, sebagian besar menengah ke atas
1
25
Antara ½ dan ¾ dari semua tingkatan masyarakat
2
50
Lebih dari ¾ semua tingkatan masyarakat
3
75
Semua rumah tangga
4
100

M 9S   Proporsi dan jenis tingkat kesejahteraan masyarakat yang punya akses terhadap sarana jamban
Pilihan
Skor
Konversi ke
Skor yg dikonversi (M9S)
Kurang dari ¼, sebagian besar masyarakat mampu
0
0

Antara ¼ dan ½, sebagian besar menengah ke atas
1
25
Antara ½ dan ¾ dari semua tingkatan masyarakat
2
50
Lebih dari ¾ semua tingkatan masyarakat
3
75
Semua rumah tangga
4
100


Analisis Kelompok terhadap Hasil Pemetaan
Isu
Kesimpulan
Tindakan yang diambil
P.    Kecukupan dan kesetaraan terhadap akses penyediaan air bersih?
Q.    


Kecukupan dan kesetaraan terhadap akses sanitasi?





WAKTU SELESAI

Pada akhirnya, salinan peta sosial dibuat pada halaman terpisah dan dimasukkan ke dalam folder. Peta asli tetap di masyarakat.


PENGAMBILAN SAMPLE UNTUK PERTEMUAN KELOMPOK TERFOKUS

Untuk pertemuan kelompok terfokus, biasanya tidak mungkin untuk memilih dan mengundang perempuan dan laki-laki dari rumah tangga sampel. Peserta untuk suatu pertemuan sebaiknya yang memilih dirinya sendiri.

Ketika orang kaya dan miskin hidup di daerah yang berbeda di masyarakat, memungkinkan untuk mengatur suatu pertemuan secara terpisah di masing-masing daerah, atau jika terdapat beberapa daerah, untuk memilih dua tempat pertemuan akan dilakukan dapat menggunakan metode sampling. Bagaimanapun, saat rumah tangga kaya dan miskin hidup berbaur, akan membuat sulit untuk bertemu dengan kedua kelompok secara terpisah.

Membuat pertemuan terbuka tampaknya akan mengakibatkan terjadinya bias, yaitu saat orang yang hadir tidak mewakili kepentingan semua kelompok. Resiko lain adalah informasi penting mungkin tetap akan tersembunyi, karena tidak semua orang merasa bebas untuk berbicara, atau bicara secara terbuka, dalam suatu pertemuan kelompok campuran, terutama saat anggota masyarakat yang berkuasa hadir.

Jenis kelompok terfokus seperti apa yang anda ingin untuk atur tergantung pada kondisi dan hubungan lokal. MPA mengasumsikan bahwa hubungan kelas dan gender sangat berpengaruh. Hal ini berarti bahwa kelompok terfokus yang terpisah akan dilakukan untuk perempuan miskin dan kaya begitu pula dengan laki-laki.  Dalam masyarakat yang kompleks, pembagian yang lain atau lebih dapat lenih tepat, contohnya dengan perempuan dan laki-laki dari kelompok suku, kasta, agama dan etnis.

Langkah-langkah berikut ini akan membantu untuk memperoleh keterwakilan pada pertemuan kelompok:
Gunakan peta sosial, temukan dimana lokasi terbaik untuk kelompok kaya dan miskin untuk hadir dalam pertemuan terpisah, begitu pula untuk kelompok perempuan dan laki-laki, jika perlu minta petunjuk dari beberapa perempuan dan laki-laki dalam kelompok diskusi.
Setujui tempat terbaik untuk setiap kelompok dan hari dan waktu yang cocok untuk  perempuan dan laki-laki dari kedua kelompok. Tempat yang digunakan sebaiknya cukup luas untuk perempuan dan laki-laki untuk duduk dalam kelompok terpisah, yang memudahkan bagi perempuan untuk berbicara dan memberikan pendapat mereka.
Dengan menggunakan bantuan kelompok masyarakat dan temuan dari peta sosial, berikan informasi pada kedua kelompok (kelompok 1: kaya dan menengah, kelompok 2: miskin) dan undang untuk menghadiri pertemuan. Jelaskan pentingnya perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi, sehingga pandangan dan pengalaman dari tiap kelompok dapat terwakili.
Khususnya pada pertemuan kelompok miskin, selidiki secara hati-hati jika ada anggota elit yang hadir dan amati tindakan elit (laki-laki atau perempuan) yang mempengaruhi reaksi perempuan dan laki-laki miskin, atau dari pemimpin laki-laki yang menyuruh perempuan untuk diam, atau mengendalikan reaksi mereka, yang mungkin juga dapat terjadi saat perempuan duduk di sudut. Gunakan tindakan hati-hati, seperti meminta orang tertentu untuk bergabung dengan kegiatan lain, untuk memindahkan orang tertentu dari kelompok.
   
Membuat pertemuan terpisah (duduk di sudut yang berbeda) dengan perempuan dan laki-laki miskin (atau kaya) di tempat yang sama pada waktu yang bersamaan dapat menjadi kemungkinan. Kenyataannya, hal ini tidak hanya mudah dari sudut pandang pengaturan, tetapi juga mencegah rasa tidak percaya bahwa sesuatu yang terpisah atau tersembunyi sedang terjadi dan membuat proses yang lebih terbuka.

Bantulah kepada kedua jenis kelamin untuk memperoleh prespektif gender dan berikan secara khusus kepada perempuan kesempatan untuk menjelaskan dari sudut pandang mereka sebagai bagian dari kelompok kepada laki-laki. Bersama-sama dengan laki-laki dari kelasnya sendiri membuat proses lebih tidak menakutkan bagi perempuan dan juga penting untuk membangun solidaritas diantara kelas atau kelompok yang kurang beruntung.

Membuat pertemuan di tempat dan waktu yang sama juga membutuhkan pengaturan yang hati-hati untuk memastikan bahwa lokasi dan waktu cocok bagi kedua kelompok dan keduanya dapat duduk secara terpisah dan tidak saling mengganggu, serta melindungi pengaruh yang berlebihan.



























 

4. PERENCANAAN TRANSECT WALK


Tujuan
·         Untuk menentukan kunjungan ke titik sarana air bersih dan sanitasi, dan memperoleh komposisi dari pertemuan dengan perempuan dan laki-laki, mewakili kondisi dan pandangan dari semua stakeholder, termasuk perempuan dan laki-laki miskin
·         Untuk digunakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi proyek SAB/S dengan masyarakat
Bahan yang dibutuhkan
·         Peta sosial masyarakat yang disiapkan pada 2.2
·         Kertas kosong
·         Tiga kantong, kotak atau topi

Proses
Waktu yang terbaik dalam melakukan perencanaan transect walk adalah sesaat sebelum dilakukan di tempat yang dipilih, baik pagi hari sebelum transect walks atau malam sebelumnya, sebaiknya kunjungan tidak dilakukan secara resmi dan tanpa menggunakan informasi yang diarahkan oleh orang tertentu.

1.    Tentukan dengan kelompok yang akan melakukan transect walks, seberapa banyak titik di suatu daerah yang biasanya digunakan kelompok kaya dan menengah serta elit desa. Pilih titik yang akan dikunjungi, dengan cara memberikan nomor pada titik air atau sanitasi di daerah tersebut pada peta dan secarik kertas untuk kemudian diundi agar terpilih secara acak. 

2.    Ulangi proses diatas untuk daerah dimana terdapat titik air yang biasanya digunakan oleh kelompok miskin.

3.    Pemilihan juga dilakukan dengan cara menentukan proporsi, sebagai contoh jika ada 20 buah titik air di daerah kelompok kaya dan 4 di daerah kelompok miskin, maka pilih 10 titik di kelompok kaya dan 2 titik di daerah miskin. Jika anda tidak terbiasa dengan sampling, disarankan untuk mencari masukan tentang proporsi yang cukup dari sampel anda.

4.    Bersama kelompok masyarakat rencanakan kunjungan ke titik yang terpilih, dan bila dimungkinkan juga pengerjaan lain untuk dikunjungi. Hal tersebut bisa mencakup daerah tangkapan air, pipa intake, transmisi utama, bak pengolahan dan reservoir.

5.    Pastikan kunjungan tersebut mengikutsertakan semua kelompok masyarakat, tidak hanya elit desa dan laki-laki! Rencanakan pula waktu transect walks dimana anda bisa menemui pengguna perempuan dan laki-laki.

6.    Pastikan bahwa anda juga mengunjungi daerah dimana akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi bagi masyarakat sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

PADA KASUS SARANA PRIBADI (KRAN DALAM RUMAH, BAK PENAMPUNG AIR HUJAN)

Gunakan jumlah rumah tangga pemilik sarana pribadi dari tiga tingkatan sosial dalam masyarakat yang dihasilkan dari klasifikasi kesejahteraan atau peta sosial (Ini juga membuat anda dapat mentriangulasi informasi). Anda mungkin, sebagai contoh, memperoleh 6 rumah tangga kaya, 24 sedang, dan 35 miskin.

Tulis angka 1-6, untuk kelompok kaya atau berapapun jumlah dari rumahtangga kelas lainnya pada kertas yang terpisah, lipat kertas dan tempatkan dalam kantung/kotak/topi 1. Ulangi hal yang sama untuk rumahtangga sedang dan tempatkan pada kantung/kotak/topi 2. Akhirnya lakukan hal yang sama untuk rumahtangga miskin kemudian letakkna apada kantung/kotak/topi 3. Sekarang ambil sesuai dengan proporsi kertas dari ketiga kantung/kotak/topi. 1 untuk kaya, 4 untuk sedang dan 6 untuk miskin. Biarkan ketiga set terpisah satu sama lain. Rencanakan waktu kunjungan, tetapi jangan identifikasi dulu rumahnya.

Sebelum anda menyelesaikannya, berkumpul lagi disekeliling peta dengan ketiga set gulungan kertas. Hitung rumahtangga kaya sampai anda memperoleh angka seperti pada gulungan kertas tertentu. Catat rumah yang mana yang akan dikunjungi oleh tim. Lakukan hal yang sama untuk kedua kelompok sosial lainnya sampai anda mempunyai suatu daftar rumah mana yang akan dikunjungi. Selama kunjungan, lakukan rating scale untuk menilai penggunaan pelayanan dan kualitas pengerjaan sarana air bersih, lakukan secara terpisah untuk perempuan dan laki-laki (Dalam suatu rumah, rating untuk sarana juga dapat dilakukan dengan suatu daftar pertanyaan). Kegiatan lain dengan masyarakat selama kunjungan oleh tim adalah penilaian untuk jamban.



4.  Perencanaan Transect Walk

Lembar kode dan skoring
 (Dari Peta Sosial dan Klasifikasi Kesejahteraan)

PL 1 Jumlah titik air yang digunakan oleh masyarakat
Kode
Pertanyaan
Jumlah
PL 1.1
Jumlah total titik air dalam sistem

PL 1.2
Jumlah yang kebanyakan digunakan oleh rumah tangga kaya

PL 1.3
Jumlah yang kebanyakan digunakan oleh rumah tangga menengah

PL 1.4
Jumlah yang kebanyakan digunakan oleh rumah tangga miskin


PL 2 Jumlah fasilitas air pribadi
Kode
Pertanyaan
Jumlah
PL 2
Jumlah total fasilitas air pribadi


PL 3 Jumlah dan jenis rumah tangga yang dijadikan sampel
Kode
Pertanyaan
Jumlah
PL 3.1
Jumlah rumah tangga kaya yang dijadikan sampel

PL 3.2
Jumlah rumah tangga menengah yang dijadikan sampel

PL 3.3
Jumlah rumah tangga miskin yang dijadikan sampel

PL 3.4
Total rumah tangga yang dijadikan sampel


PL 4S Jumlah sarana sanitasi dari proyek
Kode
Pertanyaan
Jumlah
PL 4.1S
Jumlah sarana sanitasi dari proyek

PL 4.2S
Jumlah yang kebanyakan digunakan oleh rumah tangga kaya

PL 4.3S
Jumlah yang kebanyakan digunakan oleh rumah tangga menengah

PL 4.4S
Jumlah yang kebanyakan digunakan oleh rumah tangga miskin





PL 5S Jumlah dan jenis rumah tangga yang dijadikan sampel untuk sarana sanitasi
Kode
Pertanyaan

Jumlah
PL 5.1S
Jumlah rumah tangga kaya yang dijadikan sampel

PL 5.2S
Jumlah rumah tangga menengah yang dijadikan sampel

PL 5.3S
Jumlah rumah tangga miskin yang dijadikan sampel

PL 5.4S
Total rumah tangga yang dijadikan sampel


Bagaimana pemilihan sampel dilakukan:








 5. TRANSECT WALKS
     (Masyarakat yang Tidak Terlayani)



Tujuan
·         Menilai jumlah rumah tangga yang tidak terlayani oleh sistem air (triangulasi peta sosial)
·         Menilai dan menganalisis jenis rumahtangga yang terpengaruh (miskin/sedang/kaya)
·         Menilai dan menganalisa alasan tidak terlayani
·         Menilai dan menganalisa jika, jenis apa, yang mempengaruhi rumah tangga sumber air alternatif yang aman
·         Untuk kegunaan dalam monitoring/evaluasi, menilai untuk mengevalusai kesetraan dan ketepatan teknologi dan pelatihan untuk pengembangan
·         Untuk kegunaan dalam perancangan dan perencanaan, menilai fokus pada sarana baru daerah yang tidak terlayani dan pengembangan sarana di masa yang akan datang
Bahan yang dibutuhkan
·         Peta Sosial
·         Biji-bijian/benih sama dengan jumlah rumah tangga
·         Gambar jamban dan semak-semak/sungai dsb (dimanapun tempat yang paling biasa diluar rumah untuk buang air)
·         Kertas yang besar
·         Alat tulis

Proses
1.    Gunakan peta sosial untuk diskusi dengan kelompok masyarakat berapa jumlah rumah tangga yang tidak terlayani oleh sistem air bersih. Berapa rumah tangga tersebut dari kelompok kaya, sedang atau miskin.

2.    Diskusikan alasan yang mungkin untuk akses yang kurang. Dengan menggunakan peta, coba untuk menilai berapa jumlah rumah tangga dalam tiga kelompok sosial tidak terlayani karena alasan teknis (proyek tidak dapat melayani mereka, karena antara lain rumah terlalu tinggi di atas, atau rumah yang terlalu sedikit dalam kluster) atau alasan keuangan (rumah tangga tidak dapat membayar), atau alasan lainnya. Jika kelompok mempunyai punya ide lainnya, catat alasan lain, sebagai contoh:
-          rumah tangga baru telah terbentuk dan masyarakat tidak dapat mengembangkan sarana kepada mereka
-          badan pengelola tidak mau mengakui anggota baru dengan alasan tertentu (sebutkan alasannya)
-          rumah tangga memiliki suatu sumber air tradisional yang dekat
-          rumah tangga memiliki suatu sumber air pribadi
-          rumah tangga termasuk kelompok marginal atau suatu dusun yang dikeluarkan dari masyarakat inti, dsb

3.    Gunakan pemetaan sosial, sekarang nilailah kelompok masyarakat berapa jumlah rumah tangga yang tidak terlayani oleh fasilitas sanitasi. Bantulah kelompok untuk membuat matrik dengan tiga kategori kesejahteraan pada sisi secara vertikal dan kartu atau gambar rumah tangga ‘dengan jamban’ atau ‘tanpa jamban’ di atas secara horizontal. Hitung jumlah dari jamban yang terbuat dari bahan setempat yang tingkat kesehatannya tergantung pada kekuatan bahannya, digunakan dan mudah dibersihkan. Beberapa jenis secara baik dapat diterima karena murah, tahan lama, dan efektif, dimana kotoran tetap tertutup dan seluruh keluarga manggunakannya. Lainnya tidak, karena kotor, bau, penuh lalat yang dapat mencapai kotoran dan anggota rumah tangga hanya menggunakannya jika mereka tidak memiliki alternatif. Kunjungan jamban selama transect walks akan memberikan suatu ide tentang kualitas, jika ada. 

4.    Tinggalkan kelompok untuk menyelesaikan tabel.

5.    Ajak kelompok untuk melihat pola siapa yang memiliki akses terbaik dan terburuk terhadap sarana sanitasi jamban dan diskusikan alasannya, seperti:
-          kurangnya uang, sebagai contoh pada rumah tangga miskin
-          kurangnya tenaga kerja dan bahan-bahan, seperti pada rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan atau manula
-          kurangnya kebutuhan, perempuan mungkin menginginkan jamban tapi tidak menekankannya baik sebagai individu atau kelompok, dsb

6.    Kunjungi daerah dimana banyak yang tidak mendapatkan pelayanan dengan tim masyarakat untuk triangulasi analisis.

7.    Diskusikan temuan dan implikasi sosial dan kesehatan dari sebagian masyarakat yang tidak memiliki akses pada sarana air yang aman. Juga diskusikan implikasi kegagalan untuk merencanakan peningkatan sistem air dan sanitasi serta tindakan yang mungkin diambil. Untuk suatu dampak positif pada kesehatan masyarakat penting untuk setidaknya 3 sampai 4 rumah tangga memiliki sarana air yang aman dan sanitasi. Memberikan subsidi dari luar dan masyarakat dan bantuan in kind (tenaga, bahan-bahan) pada mereka yang tidak dapat membangun sarana yang aman dan membuat rumah tangga lain membiayai pengembangan dengan keinginan sendiri adalah suatu hal dari kesetaraan seperti halnya kepedulian terhadap alasan kesehatan masyarakat.

8.    Tanyakan kepada kelompok apakah mereka menyukai tools ini dan mau menggunakannya lagi. Ucapkan terima kasih. Catat temuan dan hasil dari diskusi.


5. Transect Walks
 Masyarakat yang Tidak Terlayani
Lembar Kode dan Skoring
(Dari diskusi)

1.    Nama Desa :

2.    Nama Kecamatan/Kabupaten/Propinsi :

3.    Proyek :

4.    Tanggal :

5.    Jumlah peserta perempuan :

5A. Campuran kelompok menengah ke atas dan miskin:      
       Ya
      Tidak, kaya/menengah/miskin (lingkari yang ikut)

6.    Jumlah peserta laki-laki :

6A. Campuran kelompok menengah ke atas dan miskin:      
      Ya
      Tidak, kaya/menengah/miskin (lingkari yang ikut)




WAKTU DIMULAI




UP 1 Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan pelayanan sarana air bersih
Kode
Pertanyaan
Jumlah
UP 1.1
Jumlah rumah tangga yang Mampu

UP 1.2
Jumlah rumah tangga yang Menengah

UP 1.3
Jumlah rumah tangga yang Kurang mampu

UP 1.4
Total jumlah rumah tangga





          
                                                   UP2 Alasan rumah tangga tidak menggunaka pelayanan sarana air bersih
Kode
Pertanyaan
Jumlah
UP 2.1

Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana air bersih tersebut dengan alasan teknis

UP 2.2

Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana air bersih tersebut dengan alasan keuangan

UP 2.3

Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana air bersih tersebut dengan alasan sosial

UP 2.4
Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana air bersih tersebut karna ada sumber air alternatif 



UP3 Sumber alternatif yang digunakan untuk kebutuhan air minum oleh rumah tangga
Jenis sumber
Apakah aman? (Ya/Tidak)
Jumlah KK tidak terlayani yang menggunakan sumber ini
















UP4 Jumlah rumah tangga yang tidak menggunakan sarana karena mempunyai sumber alternatif (skor menggunakan informasi yang diberikan di atas)
Kode
Pertanyaan
Jenis sumber alternatif
Jumlah
UP 4.1
Jumlah rumah tangga yang Mampu


UP 4.2
Jumlah rumah tangga yang Menengah


UP 4.3
Jumlah rumah tangga yang Kurang mampu


UP 4.4
Total jumlah rumah tangga



UP5S Jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses kepada sarana jamban saniter        
Kode
Pertanyaan
Jumlah
UP 5.1S
Jumlah rumah tangga yang Mampu

UP 5.2S
Jumlah rumah tangga yang Menengah

UP 5.3S
Jumlah rumah tangga yang Kurang mampu

UP 5.4S
Total jumlah rumah tangga


UP6S Jumlah rumah tangga yang memiliki jamban saniter pribadi
Kode
Pertanyaan
Jumlah
UP 6.1S
Jumlah rumah tangga yang Mampu

UP 6.2S
Jumlah rumah tangga yang Menengah

UP 6.3S
Jumlah rumah tangga yang Kurang mampu

UP 6.4S
Total jumlah rumah tangga


UP7S Alasan rumah tangga tidak menggunakan jamban saniter umum
Kode
Pertanyaan
Jumlah
UP 7.1S
Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana jamban tersebut dengan alasan teknis

UP 7.2S

Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana jamban tersebut dengan alasan keuangan

UP 7.3S
Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana jamban tersebut dengan alasan sosial

UP 7.4S
Jumlah rumah tangga tidak menggunakan pelayanan sarana jamban tersebut karna ada sumber air alternatif 



Analisis temuan dan kesimpulan

ISU-ISU
MENURUT PEREMPUAN
MENURUT LAKI-LAKI
Pandangan terhadap akses yang rendah pada sumber air untuk kebutuhan minum dari kelompok pengguna


Tindakan yang potensial untuk dilakukan
Oleh pengguna perempuan :


Oleh pengguna laki-laki :



Oleh badan pengelola :



Oleh proyek


ISU-ISU
MENURUT PEREMPUAN
MENURUT LAKI-LAKI
Pandangan terhadap akses yang rendah pada fasilitas jamban saniter dari kelompok pengguna






Tindakan yang potensial untuk dilakukan
Oleh pengguna perempuan :




Oleh pengguna laki-laki :


Oleh badan pengelola :


Oleh proyek




WAKTU SELESAI




 

 

 

 

 

 

6. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SARANA AIR BERSIH

Tujuan          
Mengidentifikasi dan menganalisa pola dan perilaku masyarakat dari kelompok kaya dan miskin, perempuan dan laki-laki yang berkaitan dengan kebiasaan pemakaian sumber air bersih, serta hal-hal yang perlu untuk ditingkatkan.
% Bahan yang dibutuhkan
§ Set gambar sarana air bersih dan kegiatan pemakaian air
§   Amplop/kantong kertas untuk voting
§ Potongan kertas (beberapa warna) atau bahan lainnya sebagai “suara” masyarakat
§ Form isian/matriks dalam flip chart untuk mencatat hasil kantung suara
§         Lem perekat untuk menempel atau sticky cloth

Proses
B  Tunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan kebiasaan penggunaan air bersih (sumber air). Tanyakan sumber air apa yang biasa digunakan oleh masyarakat, kemudian pilih gambar yang sesuai dan tempatkan secara horizontal.
B  Tempatkan gambar jenis penggunaan air bersih (minum / masak, mandi / cuci,lain-lain) secara vertikal.
B  Tempatkan amplop pada masing-masing pilihan. Masukkan kartu suara untuk memperlihatkan bagaimana penggunaan sarana air bersih oleh masyarakat, proses ini dibedakan dalam musim hujan dan musim kemarau. Pemberian suara dilakukan seorang demi seorang untuk tiap baris pilihan.
B  Akhirnya setelah semua peserta diskusi memasukkan pilihan, mintalah peserta untuk menghitung hasil pilihan. Pastikan bahwa mereka dapat memberikan suara sesuai dengan keadaan mereka.
B  Buat dalam chart dan letakkan sedemikian rupa, sehingga peserta bisa membahas hasil yang diperoleh. Fasilitasikan diskusi kelompok mengenai apa yang telah diperlihatkan oleh proses kantung suara, yang mengambarkan keadaan perilaku masyarakat saat ini.

Informasi minimum yang diharapkan
2  Sumber yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk beberapa pemakaian/keperluan dalam rumah tangga (minum/masak, mandi/cuci, dan lain-lain) yang bervariasi menurut musim
2  Mengamati/memahami perbedaan pola sumber air yang dipakai oleh kelompok kaya dan miskin (berdasarkan tingkat kesejahteraan)


(Efektivitas Penggunaan Air Bersih)

1.       Nama Desa :

2.       Nama Kecamatan/Kabupaten/Propinsi :

3.       Proyek :

4.       Tanggal :

5.       Jumlah rumah tangga pengguna yang mewakili cluster pada titik air :

6.       Jumlah peserta perempuan  dalam diskusi:

7.       Jumlah peserta laki-laki dalam diskusi:


WAKTU MULAI




Jumlah titik air pada peta sosial:


EU 1 Jenis Lokasi
Kode
Pilihan
Kode Relevan (EU 1)
1
Kelompok Miskin

2
Campuran
3
Kelompok Kaya

EU 2 Jenis Daerah
Kode
Pilihan
Kode Relevan (EU 2)
1
Air tidak pernah sulit

2
Air kadang sulit
3
Air selalu sulit

EU 3          Jumlah keluarga dalam lingkungan tetangga* (RT/RW) yang menggunakan sarana air bersih secara konsisten:
Pilihan
Jumlah Rumah Tangga
Total jumlah rumah tangga dalam cluster
Minum dan memasak                       


Penggunaan rumah tangga lainnya (termasuk kebersihan diri, lingkungan dan mencuci)                                 

Pemakaian produktif oleh perempuan (perjelas, apa saja)

Pemakaian produktif oleh laki-laki (perjelas, apa saja)             



EU 4          Jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber air bersih untuk minum dan memasak sepanjang tahun
Kelompok kaya
Kelompok miskin
Pilihan
Skor
Konversi ke
Skor yg dikonversi (EU 4.1)
Pilihan
Skor
Konversi ke
Skor yg dikonversi (EU 4.2)
Kurang dari ¼
0
0

Kurang dari ¼
0
0

Antara ¼ sampai ½
1
25
Antara ¼ sampai ½
1
25
Antara ½  sampai ¾
2
50
Antara ½  sampai ¾
2
50
Lebih dari ¾, tetapi belum semua
3
75
Lebih dari ¾, tetapi belum semua
3
75
Semua
4
100
Semua
4
100




Analisis temuan dan kesimpulan
Pandangan terhadap sarana air bersih
·  Menurut perempuan:



·  Menurut laki-laki:



Tindakan yang potensial untuk dilakukan
·  Oleh pengguna perempuan :


·  Oleh pengguna laki-laki :


·  Oleh badan pengelola :


Apa relevansinya untuk pembuatan RKM :




WAKTU SELESAI


7. FEKTIVITAS PENGGUNAAN SARANA SANITASI

Tujuan
Mengidentifikasi dan menganalisa pola dan perilaku masyarakat dari kelompok kaya dan miskin, perempuan dan laki-laki yang berkaitan dengan kebiasaan pemakaian tempat buang air besar, serta hal­hal yang perlu untuk ditingkatkan.

Bahan yang dibutuhkan
§     Set gambar sarana sanitasi dan gambaranggota keluarga (kakek, nenek, bapak, ibu, anak­anak, bayi/balita)
§     Amplop/kantong kertas untuk voting
§     Potongan kertas (beberapa warna) atau bahan lainnya sebagai “suara” masyarakat
§     Form isian/matriks dalam flip chart untuk mencatat hasil kantung suara
§     Lem perekat untuk menempel atau sticky cloth


Proses
B      Tunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan kebiasaan penggunaan tempat untuk buang air besar. Tanyakan apa dan bagaimana keadaan di daerah mereka, kemudian pilih gambar yang sesuai (secara horizontal).
B      Kemudian tempatkan gambar pengguna sarana sanitasi (kakek,nenek, bapak, ibu, anak-anak, dan bayi/balita) secara vertikal.
B      Tempatkan amplop pada masing-masing pilihan. Masukkan kartu suara untuk memperlihatkan bagaimana penggunaan sanitasi oleh masyarakat. Pemberian suara dilakukan seorang demi seorang untuk tiap baris pilihan.
B      Akhirnya setelah semua peserta diskusi memasukkan pilihan, mintalah peserta untuk menghitung hasil pilihan. Pastikan bahwa mereka dapat memberikan suara sesuai dengan keadaan mereka.
B      Buat dalam chart dan letakkan sedemikian rupa, sehingga peserta bisa membahas hasil yang diperoleh. Fasilitasikan diskusi kelompok mengenai apa yang telah diperlihatkan oleh proses kantung suara sanitasi ini, yang mengambarkan perilaku masyarakat saat ini dalam menggunakan sarana sanitasi.
Yang perlu mendapat perhatian:
Sama halnya dengan pola penggunaan AIR MINUM, jangan langsung merasa puas dengan mendapatkan tabel yang menunjukan pola kebiasaan buang air besar. Tetapi justru tabel tersebut menjadi kunci untuk mendapatkan informasi tentang deskripsi pola kebiasaan buang air besar lebih lengkap. Tabel tsb menjadi panduan fasilitator untuk mengajak masyarakat berdiskusi tentang pola kebiasaan buang air besar masyarakat untuk semua tingkatan umur. Beberapa pertanyaan pancingan dapat di ajukan, seperti:
·      Bagaimana cara membersihkan diri setelah BAB?
·     Bagaimana kalau keinginan buang air besar timbul pada malam hari? Atau ketika sedang bekerja di
sawah/ladang? Atau ketika sungainya banjir? (untuk yang memiliki kebiasaan BAB di sungai)
·     Rasa ketakutan apa saja yang di rasakan ketika harus BAB di luar rumah? Baik pada malam, siang atau pagi hari?
·     Bagaimanajaminan adanya privasi? Adakah tabu-tabu dalam pembagianjamban antara laki-laki dan perempuan dan anggota perempuan lainnya?
·     Apakah kotoran manusia yang digunakan sebagai pupuk? Apabila ya, siapakah yang mengumpulkan limbah manusia tersebut?

Informasi minimum yang diharapkan
  • Pola kebiasaan buang air besar di masyarakat
  • Memahami perbedaan pola antara usia, dan kelompok masyarakat kaya dan miskin
  • Pola buang air besar anggota masyarakat bila dihubungkan dengan penyebaran penyakit (sebaiknya dapat dihubungkan dengan tool Alur Penularan Penyakit)
  • Sarana sanitasi yang sehat dan aman, sebagai bahan masukan untuk proses pemilihan opsi sarana sanitasi.
  • Bagaimana menurunkan resiko penyakit bila dihubungkan dengan kebiasaan buang air besar.


Lembar Catatan dan Skor
(Efektivitas Penggunaan Sarana Sanitasi)
1.    NamaDesa:
2.    Nama Kecamatan/Kabupaten/Propinsi: 3. Proyek:
4.         Tanggal:
5.       Jumlah rumah tangga pengguna yang mewakili cluster pada titik air:
6.       Jumlah peserta perempuan dalam diskusi:
7.       Jumlah peserta laki-laki dalam diskusi:
Text Box: Waktu mulai
EU 5S Pola penggunaanjamban yang aman

Skor
Konversi
ke
Skor yg dikonversi
Perem- puan muda + remaja
Laki-
laki
muda +
remaja
Perem- puan tua
Laki- laki tua
Anak‑
anak
(5 –12
th)
Bayi + Balita*
BAB di sembarang tempat
0
0






Kurang dari 1/2 masyarakat selalu menggunakan jamban
1
25
1/2 –¾ masyarakat selalu menggunakan jamban
2
50
> ¾ tapi belum semua, selalu menggunakan jamban
3
75
Semua selalu menggunakan jamban
4
100
Kode
EU5.1S
EU5.2S
EU5.3S
EU5.4S
EU5.5S
EU5.6S
* Feses dibuang oleh ibu/lainnya




WAKTU SELESAI





[1] Data yang diisikan bukan hasil % proporsional, tetapi angka riil hasil perhitungan peta sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar